ndonesia Hadapi Masalah Ekonomi Mikro
Kamis, 15 Oktober 2009 | 06:58 WIB
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Alat berat mulai membuka jalur untuk proyek pembuatan jalan tol Semarang-Solo di wilayah Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang berbukit-bukit, Rabu (13/5). Proyek jalan tol sepanjang 76 kilometer ini merupakan tahap pertama, yang sebagian mengambil lahan pertanian di wilayah Semarang-Ungaran.
TERKAIT:
* Celaka karena Jalan Rusak, PU Bisa Dituntut
* Pembangunan Infrastruktur Kelautan Dipercepat
* Promosi Memang Harus, tapi Benahi Juga Dong Infrastrukturnya…
JAKARTA, KOMPAS.com- Permasalahan ekonomi yang dihadapi Indonesia bukanlah permasalahan ekonomi makro, melainkan masalah ekonomi mikro. Yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut adalah para insinyur bukan ahli ekonomi. Hal tersebut disampaikan Fauzi Ichsan, Vice President&Economist Standard Chartered. “Tantangan yang ada adalah dalam bidang ekonomi mikro,”ucapnya dia di Jakarta, Rabu (14/10) malam.
Permasalahan tersebut, lanjutnya antara lain masalah pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan pelabuhan yang menjadi gerbang masuknya devisa asing. Selain itu, kata Fauzi, belum meratanya pembangunan pembangkit tenaga listrik di Indonesia juga menjadi salah satu masalah ekonomi Indonesia yang perlu diperhatikan. Pasalnya listrik merupakan motor penggerak roda perekonomian.”Semua itu bisa diatasi oleh para ahli di bidang proyek dan pembangunan,” kata dia.
Masalah mikro lainnya, lanjut Fauzi adalah masalah pembebasan lahan yang selama ini sering menjadi permasalahan besar antara pengembang dan warga. Belum transparannya penggunaan retribusi pajak juga menjadi salah satu masalah ekonomi yang dihadapi Indonesia. Menurut Fauzi, permasalahan pembebasan lahan dan retribusi pajak hanya dapat diselesaikan oleh pemerintah daerah, bukan para menteri yang duduk di pemerintahan.
Fauzi mengatakan, kesemua masalah tersebut harus segera diselesaikan. Para investor terutama investor asing baru akan menanamkan modalnya jika mendapat kejelasan dari sisi ekonomi. “Indonesia ini sangat potensial untuk investasi, tapi investor mana yang bersedia menanamkan modalnya jika sarana dan prasarana belum jelas,” tegas Fauzi.
Selasa, 09 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar