Jumat, 07 Mei 2010

Pita Hitam

Pita-pita hitam ini kenapa selalu mengikuti aku?
Betapa sedih dan pilunya aku.
Namun tak kurasa seperti dulu.
Aku sangat tak mengerti yang kurasakan.
Betapa sakitnya.

Tuhan, tolong aku.
Ini begitu sulit.
Namun aku yakin bisa melewatinya.

Pita-pita hitam ini terus menhantuiku.
Mengikuti di setiap jejak langkahku.
Dan ga mau berhenti di satu titik saatku lelah sekalipun.

Aku sudah letih
ingin rasanya berbaring sejenak menepis yang kuanggap pilu dan sendu.
Ada apa sebenarnya gerangan di sana?
Hatiku sangat tak tenang mengingatmu.
Ada apa sayang?

Pita-pita hitam itu semakin menggelapkan pandanganku.
Tak peduli akan letihnya aku.
Letih diikutinya berjalan tanpa henti.
Kenapa ia terus mengikuti aku?
Kenapa?

Tuhan, tolong aku.
Aku tak sanggup dengan semua ini.

Kelam dalam mataku,
nanar pandanganku,
ingin rasanya kurobohkan tubuh ini.
Aku tak sanggup Tuhan.

Pita hitam,
tolong,
berhentilah menjejaki kehidupanku.
Berhentilah demi kelangsungannya.

Pita hitam,
sudah cukup panjang kau ikuti perjalanan hidupku,
sudah saatnya kau istirahat dan menepis semua kenang tentangku.
Pita hitam. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar